Aku Tetap [Adalah] Dia Yesaya 43:8-13

weismeralda@gmail.com 22-Aug-2023 08:10:03

“Kamu inilah saksi-saksi-Ku,” demikianlah firman TUHAN, “dan hamba-Ku yang telah Kupilih, supaya kamu tahu dan percaya kepada-Ku dan mengerti, bahwa Aku tetap Dia…. Aku, Akulah TUHAN dan tidak ada juruselamat selain dari pada-Ku (Yes. 43:10-11)

Pada masa pelayanan Nabi Yesaya, ungkapan “Aku tetap [adalah] Dia” (anihu) merupakan penyataan nama diri Allah. Kelak Yesus juga menggunakan ungkapan ini ketika la mengatakan “Aku adalah (ego eimi) . . .” (Roti Hidup, Terang Dunia, Jalan dan Kebenaran dan Hidup, dan lain-lain).

Penyataan nama diri Allah ini dimaksudkan pertama-tama untuk meneguhkan pengakuan iman bahwa la adalah satu- satunya Allah di alam semesta ini. Tidak ada Allah yang lain, baik sebelumnya maupun sesudahnya (ay. 10). la adalah Allah yang ada dari kekal sampai kekal. Karenanya, la juga adalah Allah yang tidak pernah berubah. Umat Allah seringkali berubah; dari semula percaya dan taat kepada Allah berubah menjadi tidak percaya dan tidak taat kepada Allah. Tapi Allah tidak pernah berubah, apa pun juga yang dilakukan umat-Nya.

Namun, penyataan nama diri Allah ini dimaksudkan juga untuk mengingatkan umat-Nya bahwa Allah adalah Allah yang selalu bersedia menyelamatkan umat-Nya. la tidak hanya menjadi juruselamat di masa lalu saja. “Juga seterusnya Aku tetap Dia,” kata Allah, “dan tidak ada yang dapat melepaskan dari tangan- Ku; Aku melakukannya, siapakah yang dapat mencegahnya?” (ay. 13). Jika Allah bertindak, maka tidak ada pihak mana pun juga di alam semesta ini yang bisa menghalangi-Nya. Allah inilah yang telah memanggil kita untuk menjadi saksi-saksi-Nya yang hidup. Kita dapat bisa menjadi saksi-saksi-Nya, hanya jika kita memiliki pengalaman pribadi dengan-Nya bukan sekadar pengetahuan tentang-Nya. [Pdt. Paulus S. Widjaja]

DOA:
Terima kasih, ya Bapa, karena Engkau adalah Allah yang tidak pernah berubah dan yang selalu bersedia menolong kami. Amin.

Ayat Pendukung: Mzm. 87; Yes. 43:8-13; Rm. 11:13-29
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.

Sumber: https://gkipi.org/aku-tetap-adalah-dia/