Bengkel Kehidupan Mazmur 100

weismeralda@gmail.com 03-May-2023 08:49:22

Ketahuilah, bahwa TUHANlah Allah; Dialah yang menjadikan kita dan punya Dialah kita, umat-Nya dan kawanan domba gembalaan-Nya. (Mzm. 100:3)

Saya begitu panik ketika tahu ponsel saya bermasalah. Beberapa teman yang hobinya ngulik” perangkat teknologi pun tidak bisa menolong banyak. Terpaksa saya harus pergi ke bengkel resmi. Tak sampai lima menit, ponsel saya hidup kembali dan berfungsi seperti semula. “Memang, kalau sudah dipegang sama yang punya, langsung beres,” kelakar saya kepada staf bengkel resmi tersebut.

Tampaknya, hal demikian juga terjadi dalam kehidupan manusia. Satu-satunya sosok yang paling tahu dan paling ahli untuk memperbaiki kehidupan manusia adalah Tuhan Allah. Seperti dikatakan pemazmur: Tuhan Allah adalah pencipta dan pemilik kehidupan manusia. Allah pencipta dan pemilik kehidupan itu telah memotivasi pemazmur untuk beribadah dan datang ke hadapan Tuhan. Artinya, ibadah bukan perjumpaan yang biasa-biasa saja. Melalui ibadah, kita berjumpa dengan sosok yang begitu mengenal dan tahu dalamnya kita. Bahkan, ketika ada yang tidak beres dengan hidup kita, la tahu dan sanggup untuk memperbaikinya.

Inilah makna penting ibadah. Bagaikan bengkel, ibadah menjadi momentum Allah mengembalikan kita menjadi ciptaan yang baik. Pujian dalam ibadah pun semestinya menjadi ekspresi syukur karena Tuhan mau memperbaiki hidup kita. Memang tujuan ibadah bukan sekadar menyenangkan hati. Malah semestinya kita bersyukur kalau di dalam ibadah kita merasa ditegur. Di situ Allah sedang berkarya dalam bengkel kehidupan. [Pdt. Hizkia Anugrah Gunawan]

REFLEKSI:
Hati yang siap beribadah adalah hati yang siap ditegur dan diperbaiki oleh Allah Sang Pencipta dan Pemilik kehidupan.

Ayat Pendukung: Mzm. 100; Yer. 23:1-8; Mat. 20:17-28
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.Ketahuilah, bahwa TUHANlah Allah; Dialah yang menjadikan kita dan punya Dialah kita, umat-Nya dan kawanan domba gembalaan-Nya. (Mzm. 100:3)

Saya begitu panik ketika tahu ponsel saya bermasalah. Beberapa teman yang hobinya ngulik” perangkat teknologi pun tidak bisa menolong banyak. Terpaksa saya harus pergi ke bengkel resmi. Tak sampai lima menit, ponsel saya hidup kembali dan berfungsi seperti semula. “Memang, kalau sudah dipegang sama yang punya, langsung beres,” kelakar saya kepada staf bengkel resmi tersebut.

Tampaknya, hal demikian juga terjadi dalam kehidupan manusia. Satu-satunya sosok yang paling tahu dan paling ahli untuk memperbaiki kehidupan manusia adalah Tuhan Allah. Seperti dikatakan pemazmur: Tuhan Allah adalah pencipta dan pemilik kehidupan manusia. Allah pencipta dan pemilik kehidupan itu telah memotivasi pemazmur untuk beribadah dan datang ke hadapan Tuhan. Artinya, ibadah bukan perjumpaan yang biasa-biasa saja. Melalui ibadah, kita berjumpa dengan sosok yang begitu mengenal dan tahu dalamnya kita. Bahkan, ketika ada yang tidak beres dengan hidup kita, la tahu dan sanggup untuk memperbaikinya.

Inilah makna penting ibadah. Bagaikan bengkel, ibadah menjadi momentum Allah mengembalikan kita menjadi ciptaan yang baik. Pujian dalam ibadah pun semestinya menjadi ekspresi syukur karena Tuhan mau memperbaiki hidup kita. Memang tujuan ibadah bukan sekadar menyenangkan hati. Malah semestinya kita bersyukur kalau di dalam ibadah kita merasa ditegur. Di situ Allah sedang berkarya dalam bengkel kehidupan. [Pdt. Hizkia Anugrah Gunawan]

REFLEKSI:
Hati yang siap beribadah adalah hati yang siap ditegur dan diperbaiki oleh Allah Sang Pencipta dan Pemilik kehidupan.

Ayat Pendukung: Mzm. 100; Yer. 23:1-8; Mat. 20:17-28
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.

Sumber: https://gkipi.org/bengkel-kehidupan/