Bukan Meniadakan Hukum Rabu, 26 Maret 2025 – Hari Biasa Pekan III Prapaskah

weismeralda@gmail.com 26-Mar-2025 08:40:10

Matius 5:17-19

“Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titik pun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi. Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Surga; tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah-perintah hukum Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Surga.”

***

Yesus mengklarifikasi bahwa kedatangan-Nya bukan untuk menghapus hukum Taurat atau ajaran para nabi, melainkan untuk menggenapinya. Hukum Taurat dan nubuat-nubuat tersebut menunjuk pada kedatangan-Nya, terwujud dalam hidup, ajaran, dan pengurban-Nya. Yesus menyelesaikan dan membawa hukum itu pada tujuan yang lebih tinggi. Dengan kata lain, Yesus bukan hanya memenuhi persyaratan hukum secara sempurna melalui hidup-Nya yang tanpa dosa, melainkan juga menunjukkan bahwa tujuan sejati hukum adalah untuk membawa umat manusia lebih dekat kepada Tuhan melalui kasih dan pertobatan.

Peran hukum dan peraturan sangat penting dalam kehidupan bersama. Karena itu, setiap bagian dari hukum adalah penting. Ini pun ditegaskan oleh Yesus ketika Ia berkata, “Satu iota atau satu titik pun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi.” Namun, hukum dibuat untuk ditaati, bukan untuk dilanggar. Akan menjadi masalah ketika kemudian orang malah memperalat dan mempermainkan hukum.

Ketika hukum dimanfaatkan untuk mencari keuntungan bagi kelompok dan orang tertentu, yang terjadi adalah kekacauan. Hukum yang seharusnya dibuat untuk mengatur kehidupan bersama demi terciptanya kesejahteraan umum malah menjadi alat untuk mencari keuntungan bagi pihak tertentu yang tentunya akan merugikan pihak lain. Praktik-praktik seperti ini jelas bertentangan dengan Injil.

Tantangan besar pada zaman sekarang adalah godaan untuk mengabaikan hukum, baik hukum ilahi maupun hukum sipil. Hukum ilahi sering dipandang sebagai sesuatu yang kolot dan ketinggalan zaman, sementara hukum sipil sering dipandang sebagai beban yang mengekang. Sikap pesimis dan pengabaian akan hukum ini semakin dipersubur karena ulah pihak-pihak yang suka bermain-main dengan hukum. Akibatnya, orang semakin kecewa dan tidak percaya dengan hukum dan peraturan yang ada.

Yesus dengan jelas mengajarkan bahwa siapa yang menaati hukum dan mengajarkannya demikian akan menduduki tempat tertinggi dalam Kerajaan Allah. Ketaatan pada hukum bukan sekadar mengikuti peraturan, melainkan merupakan bentuk kasih kepada Tuhan dan sesama. Hukum dan peraturan bersifat minimal, sedangkan yang paling besar adalah kasih.

Bagaimana sikap kita terhadap hukum?

Sumber: https://www.lbi.or.id/2025/03/26/bukan-meniadakan-hukum/