Jangan Ribut! Kisah Para Rasul 20:7-12
“Jangan ribut, sebab ia masih hidup.” (Kis. 20:10)
Orang cenderung bersikap reaktif daripada responsif saat terjadi kehebohan. Akibatnya, yang muncul adalah keributan alih-alih penyelesaian.
Kisah Euthikus yang mengantuk sampai tertidur lelap dan jatuh dari tingkat tiga saat mendengarkan Paulus berbicara dapat menjadi contoh tentang orang yang reaktif. Orang-orang ribut ketika melihat peristiwa itu. Berbeda dengan Paulus yang responsif. Hal pertama yang dilakukan oleh Paulus adalah menangani Euthikus. Setelah tahu bahwa ia masih hidup, Paulus menegur orang banyak agar tak ribut. Pertanyaannya: Apa yang membuat Paulus dapat bersikap begitu tenang sehingga dapat bersikap responsif dan tidak reaktif? Paulus percaya pada Yesus, yang diyakini hadir di tengah persekutuan mereka melalui persekutuan dan perjamuan. Paulus telah belajar untuk tetap percaya pada Yesus apa pun yang sedang ia hadapi. Karena itu, alih-alih ribut Paulus tetap tenang. Dalam ketenangan itu, Paulus dapat melihat dan bertindak dengan benar.
Bisa jadi kita pernah mengalami dan menghadapi berbagai peristiwa yang mencengangkan dalam hidup ini. Mana yang lebih mudah kita lakukan: bersikap reaktif atau responsif? Ribut atau tenang? Bila kita meyakini bahwa Yesus yang bangkit itu selalu ada, hadir di tengah persekutuan, tak ada alasan bagi kita untuk takut atau panik ketika menghadapi persoalan yang sangat berat sekalipun. Selalu ada jalan bersama Yesus, selalu ada kehidupan, selalu ada penghiburan. [Jan Calvin Pindo, S. Th]
REFLEKSI:
Dalam segala perkara jadilah tenang.
Ayat Pendukung: Mzm. 143; 1Raj. 17:17-24; Kis. 20:7-12
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Sumber: https://gkipi.org/jangan-ribut/https://gkipi.org/jangan-ribut/