RENUNGAN HARIAN 4 AGUSTUS, PW St. Yohanes Maria Vianney
Bacaan I: Im 23:1.4-11.15-16.27. 34b-37;
Mzm 81:3-6b.10-11b;
Bacaan Injil: Mat 13:54-58.
Renungan Sore:
Non est propheta sine honore, nisi in patria sua, et in domo sua ; “Seorang nabi dihormati di mana-mana kecuali di tempat asalnya sendiri dan di rumahnya”.
Mungkin sebagian dari kita pernah mengalami penolakan dalam hidup ini. Entah penolakan dalam usaha pekerjaan maupun karya pelayanan. Saat mengalami penolakan tersebut, mungkin kita diliputi perasaan kecewa, mangkel, marah, bahkan putus asa. Namun kita diingatkan bahwa Yesuspun pernah mengalami penolakan oleh orang-orang sekotanya. Namun Yesus mampu mengalahkan penolakan yang dialami-Nya, Kristus tidak dikuasai oleh penolakan sehingga Dia sakit hati, melainkan Dia tetap mengasihi dan melayani orang-orang yang percaya kepada-Nya.
Kitapun diajak untuk melihat penolakan sebagai kesempatan untuk semakin berkembang dalam pelbagai keutamaan. Penolakan yang terjadi justru bisa dijadikan acuan dalam mengecek kemurnian usaha/pelayanan kita. Apakah pelayanan tersebut ditujukan bagi kebesaran/ketenaran/popularitas pribadi atau demi kemuliaan Tuhan? Yesus tidak menjadi sakit hati karena penolakan yang Dia terima. Yesus sadar bahwa bukan diri-Nya yang ditolak tetapi Allahlah yang belum mereka terima. Itulah sebabnya, Kristus tetap memandang mereka dengan wajah yang penuh kasih.
Kristus mencoba mengasihi mereka sehingga merekapun akhirnya bisa tergugah dan merasakan Kasih Allah sehingga mau ikut meluhurkan nama Tuhan. Demikian pula dengan kita, bila kita ditolak, mungkin saja mereka belum merasakan kasih dan perhatian dari diri kita. Seseorang akan terbuka bila hatinya merasa tersentuh oleh belas kasih. Semoga kitapun semakin dapat memahami bahwa setiap penolakan merupakan kesempatan untuk semakin mengungkapkan kasih kita kepada mereka.
Sama seperti hari-hari raya yang wajib dirayakan bagi Allah, bukan bertujuan hanya sekedar mengenang kembali karya penyelamatan Allah, tetapi juga menghadirkan keselamatan tersebut dengan mengajak umat untuk saling mengasihi dan membebaskan, sehingga terwujudlah hari perdamaian. Perdamaian antara kita dengan Allah dan sesama manusia. Dengan tindakan kasih yang tulus dan total, diharapkan penolakan dapat diubah menjadi penerimaan terhadap Kasih Allah yang hadir dalam setiap diri manusia.
AY