Allah Melindungi Orang Tertindas
Jika ada bagian tubuh kita yang terluka karena goresan pisau, misalnya, bagian itu tentu akan mendapat perhatian lebih besar ketimbang bagian tubuh yang lain. Kita bersihkan dari kotoran yang mengganggu, bubuhi obat, dan lindungi dengan plester. Kita jaga baik-baik agar tidak terbentur. Semua kita lakukan supaya lukanya sembuh dan bagian tubuh itu dapat menjalankan fungsinya kembali seperti semula.
Daud menyadari bahwa di hadapan Allah, semua orang berdosa. Tidak ada seorang pun yang sempurna. Namun, rupanya dalam pengamatan Daud, ada saja di antara sesama orang berdosa itu yang tega menindas yang lain. Bahkan, mengolok-olok orang yang mau bertobat kepada Allah, sedangkan yang menindas itu sendiri hidup jauh dari Allah. Daud percaya bahwa Allah akan melindungi orang yang tertindas itu. Mereka yang berharap pada pertolongan dan belas kasihan Allah akan diselamatkan.
Memperlakukan orang lain sebagai sesama saudara yang setara dalam peziarahan iman adalah sikap yang bijaksana. Di hadapan Allah, kita tidak dapat merasa lebih sempurna dari yang lain. Tinggi hati selalu menjadi pemicu dosa dan kejahatan. Maka, ketimbang mengakui diri sebagai orang yang paling dekat dengan Allah, lebih baik kita mengakui diri sebagai seorang yang selalu membutuhkan pertolongan dan belas kasihan Allah. Dalam kesadaran itu kita dimampukan-Nya menunjukkan belas kasihan kepada sesama kita. [Pdt. Essy Eisen]
REFLEKSI:
Sikap seperti apa yang telah kita tunjukkan pada orang-orang yang tertindas?
Ayat Pendukung: Mzm. 14; Yer. 13:20-27; 1Tim. 1:1-11
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.