Berjumpa Keramahan Allah Dalam Kemarahannya Nahum 1:1-13

weismeralda@gmail.com 24-Jul-2023 11:08:04

TUHAN itu baik; la adalah tempat pengungsian pada waktu kesusahan; la mengenal orang-orang yang berlindung kepada-Nya. (Nah. 1:7)

Indonesia dikaruniai lautan yang luas beserta dengan ribuan pantainya yang terbentang indah. Namun, di balik keelokannya terdapat banyak pantai yang menyimpan potensi besar bahaya. Salah satunya adalah kawasan pantai selatan Jawa. Itulah mengapa di sejumlah pantai yang menjadi lokasi wisata, terdapat papan peringatan. Salah satu contoh kalimat peringatan yang sering dijumpai adalah: “Dilarang mandi di laut, berbahaya!” Kalimatnya tegas. Melarang. Tidak memperbolehkan.

Keramahan dan kasih Allah, pula selalu dibarengi dengan peringatan yang dengan tegas disampaikan. Ramahnya Allah mengandaikan umat yang hidupnya seturut dengan perintah- Nya. Berkat dan kebaikan disediakan bagi siapa saja yang menaati firman-Nya. Panjang sabarnya Allah berarti lambatnya la untuk marah. Karena itu, keramahan Allah perlu disambut dengan hidup baik, adil dan bertobat dari perilaku dosa. Hidup taat dan tidak bebal. Itulah nada peringatan yang disampaikan Allah melalui Nahum. Nada marahnya Allah terhadap Niniwe adalah wujud keramahan dan kasih-Nya. la tidak ingin hidup umat-Nya tenggelam terseret arus dosa. Di dalam larangan dan konsekuensi yang harus ditanggung jika melanggar, termaktub makna mendalam betapa Allah menyayangi.

Peraturan diciptakan agar kehidupan manusia tidak kacau. Agar semua orang khususnya mereka yang lemah dipayungi dan diayomi. Beragam larangan itu seumpama pagar. la menjaga supaya hidup kita tidak terperosok. [Pdt. Ayub Sektiyanto]

REFLEKSI:
“Aturan diciptakan untuk dilanggar”. Masihkah kita menghidupinya atau sudah bertobatkah kita?

Ayat Pendukung: Mzm. 75; Nah. 1:1-13; Why. 14:12-20
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.

Sumber: https://gkipi.org/berjumpa-keramahan-allah-dalam-kemarahannya/