Bersukacita dalam Perjuangan Filipi 2: 12-18 Maret 22, 2024
Kamu juga harus bersukacita demikian dan bersukacitalah dengan aku. (Flp. 2: 18)
Hidup adalah perjuangan. Kita selalu ada dalam kondisi berjuang. Berjuang mewujudkan harapan. Berjuang untuk bangkit dari keterpurukan. Berjuang mempertahankan dan meningkatkan apa yang baik dan berharga. Selama kita masih berada di dunia yang selalu berubah, perjuangan adalah keniscayaan.
Yang terpenting adalah bagaimana kita melakukan dan menjalani perjuangan. Di sini, sikap hati menjadi penting. Paulus, saat dipenjara karena Injil Kristus mengingatkan jemaat Filipi agar tidak bersungut-sungut dan berbantah- bantah. Perjuangan menghidupi Injil akan sulit dilakukan, bahkan tidak mungkin dilakukan oleh orang percaya kalau mereka hidup secara demikian. Injil seharusnya membuat mereka bersukacita dan berpengharapan, serta senantiasa termotivasi untuk melakukan apa yang paling baik. Paulus memperlihatkan hal itu. la bersukacita walaupun dipenjara. Bahkan, mati demi Injil dan jemaat pun ia rela, karena ia menjalaninya dengan sukacita iman. Ia mendoakan agar jemaat Filipi pun mengalaminya.
Selama di dunia yang sarat dengan pergumulan, merasa lelah karena sebuah perjuangan adalah hal biasa. Namun, jangan habiskan energi untuk bersungut-bersungut. Lebih baik kumpulkan tenaga dengan sukacita iman dan terus berjuang dengan gembira. Paulus bisa seperti itu karena Paulus berpegang pada firman yang adalah kekuatan Allah. Kalau kita berjuang dengan dan untuk Injil, kita pun akan mengalaminya. [Pdt. Hariman Pattianakotta]
REFLEKSI:
Hidup adalah perjuangan. Namun perjuangan yang kita lakukan tidak dilakukan dengan sungut-sungut melainkan dengan sukacita. Bersukacita dalam perjuangan hanya kita temukan dalam Tuhan.
Ayat Pendukung: Yer. 33:1-9; Mzm. 118:1-2, 19-29; Flp. 2:12-18
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.