Bukan Daun, Melainkan Buah Ara Matius 21:18-22

weismeralda@gmail.com 13-Sep-2023 08:10:49

Kata-Nya kepada pohon itu: “Engkau tidak akan berbuah lagi selama-lamanya!” Dan seketika itu juga keringlah pohon ara itu. (Mat. 21:19b)

Pohon ara disebut pertama kali dalam Alkitab adalah di Kitab Kejadian pasal 3, dalam kisah kejatuhan manusia ke dalam dosa. Ketika Adam dan Hawa sudah memakan buah pohon terlarang, mata mereka terbuka. Mereka tahu bahwa mereka telanjang, lalu membuat cawat dari daun pohon ara. Mereka tidak mencari buah ara, tetapi hanya daunnya saja untuk menutupi rasa malu mereka.

Tuhan Yesus tidak mencari daun ara. Ia tidak memerlukan daun untuk menutupi apa pun. Yang Tuhan Yesus perlukan adalah buah ara yang dapat mengatasi rasa lapar. Pohon ara biasanya akan berbuah dulu sebelum berdaun. Karena sudah ada daun di pohon saat itu, maka semestinya pohon itu juga sudah berbuah; buah-buah awal musim. Ternyata hanya ada daun saat itu, tanpa buah. Seakan-akan pohon itu menjanjikan buahnya, tetapi ternyata tidak ada. Tuhan Yesus pun mengutuk pohon ara itu. Secara mukjizat, pohon itu pun menjadi kering. Tak lagi ada daun yang memberi tanda yang keliru tentang keberadaan buahnya.

Kisah pohon ara ini adalah kisah mukjizat, sekaligus perumpamaan. Perumpamaan tentang orang-orang Israel yang beriman, tetapi tidak menghasilkan buah. Juga perumpamaan yang menjadi pengingat bagi hidup kekristenan kita pada masa kini agar kekristenan kita berbuah bagi dunia ini; buah yang dapat menolong orang-orang yang lapar akan kasih Tuhan. Menjadi Kristen bukan sekadar identitas, aktivitas ataupun jabatan, melainkan cara hidup yang berbuah. [Pdt. Novita] 

REFLEKSI:
Bukan sekadar memberi tanda palsu dengan daun, hidup kita mesti sungguh berbuah bagi dunia yang sedang kelaparan.

Ayat Pendukung: Mzm. 103:8-13; Kej. 37:12-36; 1Yoh. 3:11-16
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.

Sumber: https://gkipi.org/bukan-daun-melainkan-buah-ara/