Di Jalan Buntu Mazmur 107:1-16 Maret 13, 2024
Ada orang-orang yang duduk di dalam gelap dan kelam, terkurung dalam belenggu besi yang menyiksa. (Mzm. 107: 10)
Bunuh diri adalah salah satu persoalan kemanusiaan yang kini menjadi fenomena. Bunuh diri dilakukan oleh manusia dari beragam usia dan golongan. Dari anak-anak sampai orang tua, laki-laki dan perempuan, kaya atau miskin, orang biasa sampai pemuka agama. Dalam sepi sendiri mereka memutuskan untuk bunuh diri.
Pemazmur sendiri menyaksikan bahwa ada orang-orang yang duduk di dalam gelap dan kelam, terkurung dalam belenggu besi yang menyiksa. Ungkapan metaforis ini dipakai untuk menggambarkan bagaimana manusia terkurung dan terbelenggu di tengah masalah hidup yang menyiksa. Ada orang yang tidak tahan dan tidak menemukan harapan. Mereka merasa ditinggal sendiri dan tidak ada lagi pertolongan. Problem kejiwaan ini sekaligus menggambarkan adanya masalah spiritual dan sosial yang akut. Merasa sepi dan hampa adalah potret ketiadaan relasi yang berpengharapan dengan Tuhan, tetapi sekaligus gambaran ketiadaan dukungan secara sosial. Mereka yang terkurung akhirnya merasa tidak memiliki solusi. Buntu!
Kasus bunuh diri yang terjadi adalah gambaran buram dari manusia yang secara kejiwaan dan spiritual berada di jalan buntu. Jiwanya terpenjara di tengah masalah yang menyiksa. Kita harus mencegah problem tersebut agar tidak berulang. Kristus adalah Jalan dan Hidup! Maka sudah pasti tersedia jalan. Solusi selalu ada. Hanya saja, kita semua perlu membuka diri dan menawarkan jalan bagi mereka yang buntu! [Pdt. Hariman Pattianakotta]
REFLEKSI:
Tidak ada kegelapan yang terlalu gelap bagi Tuhan. Di kala kita merasa masuk dalam situasi yang begitu gelap, Ia ada di sana. Berserulah pada Tuhan. Ia menolong kita. Percayalah!
Ayat Pendukung: Yes. 60:15-22; Mzm. 107:1-16; Yoh. 8:12-20
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.