Matius 11:28-30
“Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan.”
***
“Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.”
Beban adalah bagian dari hidup manusia. Apa pun tugas dan tanggung jawab yang kita miliki, beban menjadi bagian yang tidak terelakkan. Tidak ada manusia yang terlepas dari beban. Meskipun demikian, ada dua sikap dasar yang salah satunya bisa kita pilih ketika kita harus menanggung beban.
Yang pertama adalah sikap reaktif. Kita bisa mengajukan keluhan atas beban yang kita miliki. Namun, keluhan tidak akan membawa kita ke mana-mana. Mengeluh memang asyik, namun tidak membawa hasil.
Yang kedua adalah sikap proaktif. Kita bersikap demikian kalau giat mencari solusi dengan penuh kegembiraan dan semangat. Dengan ini, kita menyadari bahwa beban adalah bagian dari hidup sehari-hari yang perlu diterima dengan sepenuh hati. Beban disambut karena menjadi bagian integral proses pertumbuhan dan perkembangan diri.
Roh Tuhan hadir dalam sikap proaktif terhadap beban. Tuhan menghendaki kita menjadi pribadi yang memiliki tanggung jawab karena di sana ada daya kehidupan, pertumbuhan, dan perkembangan. Sikap reaktif justru menuntun kita pada kemunduran dan kemandekan hidup.