Gandrung Pada Firman Mazmur 119:9-16 Maret 20, 2024
Aku menggemari ketetapan-ketetapan-Mu, firman-Mu tidak akan kulupakan. (Mzm. 119: 16)
Dunia membutuhkan orang-orang yang berkualitas, bukan hanya dalam hal intelektual, melainkan juga moral spiritual. Pintar saja tidaklah cukup. Dunia butuh orang bijak. Kalau hanya pintar, manusia tentu kalah dari mesin pintar yang dibuat manusia sendiri. Salah satu tanda orang bijak adalah dia hidup dengan rasa cukup.
Merasa cukup itu pertama-tama bukan soal makan dan minum. Kecukupan itu tak terbatas pada urusan materi. Kecukupan itu justru utamanya adalah soal spiritual dan moral. Orang yang merasa cukup secara batiniah pasti akan mengekspresikan itu dalam pengalaman sehari-hari ketika ia berhadapan dengan hal-hal bendawi atau materi. la tidak tamak atau rakus. la tidak menghalalkan segala cara demi untung dan kuasa. Mengapa? sebab ia gandrung dengan firman. la menggemari ketetapan- ketetapan Tuhan, sehingga ia tahu mana yang prinsip yang harus dipegang dan mana pilihan yang bisa dikesampingkan. Berpegang pada firman inilah yang menjadi sumber bahagia, sebab ia memuaskan dan menuntun manusia dalam kebenaran.
Jikalau firman ini dihayati dan dilakukan, maka kita sedang memperkuat kehidupan spiritual dan moral. Dengannya, kita tidak hanya menegaskan bahwa manusia itu lebih cerdas dan unggul dari buatannya sendiri (mesin pintar), tetapi sekaligus menempatkan diri kita sebagai orang penting dan bahagia. Mengapa? Sebab dunia memang membutuhkan orang bijak, yang menggandrungi firman dan hidup dengan rasa cukup. [Pdt. Hariman Pattianakotta]
REFLEKSI:
Menjalani hidup disertai dengan rasa cukup dapat kita lakukan, ketika kita sungguh-sungguh mencintai firman Tuhan. Firman Tuhan menuntun kita dalam kebenaran.
Ayat Pendukung: Hag. 2:1-9, 20-23; Mzm. 119:9-16; Yoh. 12:34-50
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.