Hidup dengan Benar Roma 1:8-15
Pertama-tama aku mengucap syukur kepada Allahku oleh Yesus Kristus atas kamu sekalian, sebab telah tersiar kabar tentang imanmu di seluruh dunia. (Rom. 1:8)
Semua orangtua pasti akan merasa bangga dan bahagia manakala anaknya berhasil mencapai prestasi yang mengagumkan. Orangtua merasa jerih lelahnya selama ini untuk membesarkan dan mendidik anaknya tidaklah sia-sia. Perasaan bangga dan bahagia semacam itu jugalah yang meliputi hati Rasul Paulus ketika ia mendengar berita yang sangat positif tentang kehidupan jemaat Kristen di Kota Roma.
Pada saat itu jemaat di Kota Roma berada dalam situasi yang sama sekali tidak menyenangkan. Mereka adalah kelompok minoritas yang hidup di tengah-tengah bangsa yang tidak mengenal Tuhan dan oleh karenanya mereka sering menerima penindasan dan penganiayaan dari pemerintah yang berkuasa. Namun, di tengah penindasan dan penganiayaan itu, mereka juga harus berjuang melawan godaan untuk ikut serta dalam pemberontakan melawan pemerintah.
Jika mereka ikut serta dalam pemberontakan, maka pemerintah Romawi pasti akan semakin menindas mereka. Tapi sebaliknya jika mereka tidak mau ikut serta dalam pemberontakan, maka masyarakat Romawi akan menyingkirkan mereka. Maju kena, mundur kena.
Namun, di tengah dilema yang sulit ini jemaat di Kota Roma mampu hidup dengan benar sebagai para pengikut Kristus. Mereka tetap setia berjalan di jalan Tuhan, apa pun juga konsekuensinya. Ini sangat membanggakan bukan saja bagi Rasul Paulus, tetapi juga bagi Tuhan. [Pdt. Paulus S. Widjaja]
DOA:
Ya Tuhan, jadikanlah kami anak-anak-Mu yang selalu membuat-Mu bangga karena kebaikan yang kami lakukan. Amin.
Ayat Pendukung: Mzm. 78:1-8, 17-29; Ul. 8:1-10; Rm. 1:8-15
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.