Hidup Untuk Makan? Galatia 5:16-26 April 29, 2024
Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu, … kedengkian, bermabuk-mabukan, pesta pora dan sebagainya…(Gal. 5: 19, 21a)
Krisna adalah seorang penggemar kuliner. Hampir di setiap kota di mana ia berada, ia pasti meluangkan waktu untuk mencicipi kuliner yang ada di daerah tersebut. Namun sayangnya, Krisna tidak selektif dalam memilih makanan. Bukan apa yang dibutuhkan tubuhnya yang dipilih, melainkan apa yang diinginkan oleh Krisna; apa yang dirasa enak dan menggugah selera. Alhasil, ketika ia pulang ke rumahnya, dada sebelah kirinya terasa nyeri. Tengkuknya pun terasa tidak nyaman. Ia segera pergi ke IGD rumah sakit, dan dinyatakan bahwa Krisna mengalami tekanan darah tinggi dan kolesterol tinggi.
Firman Tuhan pada hari ini, mengajarkan kita untuk hidup oleh Roh. Hidup oleh Roh berarti kita menjalani hidup dengan penguasaan diri. Sementara, kehidupan yang mengikuti keinginan daging, sering kali berwujud tindakan-tindakan yang buruk dan didorong oleh hawa nafsu, termasuk hawa nafsu dalam hal makanan. Kemabukan dan pesta pora adalah contoh nyata tindakan dari orang yang terjerat pada hawa nafsu akan makanan.
Tidak sedikit orang Kristen yang merasa bahwa makan tidak ada urusannya dengan hidup beriman. Apalagi teologi Kristen pada umumnya tidak lagi berpatokan pada hukum tentang makanan (yang haram dan halal). Firman Tuhan hari ini mengajarkan agar orang Kristen tidak terjebak pada hawa nafsu yang tidak terkendali. Kita memiliki hikmat untuk membedakan mana makanan yang baik dan yang sesuai dengan kebutuhan tubuh kita, dan mana yang tidak. Makanan adalah penunjang kehidupan. [Pdt. Natanael Setiadi]
DOA:
Ya Tuhan, mampukan saya untuk memiliki penguasaan diri dalam hal makanan. Amin.
Ayat Pendukung: Yes. 5:1-7; Mzm. 80; Gal. 5:16-26
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.