… yakni orang-orang yang tak bercacat, yang mempunyai hanya satu isteri, yang anak-anaknya hidup beriman dan tidak dapat dituduh karena hidup tidak senonoh atau hidup tidak tertib. (Tit. 1:6).
Para pelayan Allah dalam lingkup gereja adalah pendeta dan penatua. Mereka memiliki tugas khusus sebagai para pemimpin umat. Karakteristik utama setiap pemimpin umat adalah keteladanan yang dinyatakan dalam integritas moral dan spiritual.
Kepada Titus, Rasul Paulus mendeskripsikan syarat seorang penatua, yaitu: tidak bercacat, monogamis, anggota keluarga yang beriman dan memiliki reputasi yang terpuji (Tit. 1:6). Kerusakan yang sulit diperbaiki dalam kehidupan jemaat adalah apabila para pimpinan terlibat dalam skandal. Dampaknya, umat terpecah dan kehilangan kepercayaan (trust) pada otoritas gereja. Lebih daripada itu, umat akan goyah imannya sehingga dapat murtad. Mereka kehilangan role model (panutan). Karena itu, kondisi krusial kepemimpinan gerejawi di samping masalah ajaran adalah sikap etis moril. Apabila “ajaran” bermasalah akan menyebabkan penyesatan. Namun, jika etika moril dilanggar akan menyebabkan hancurnya relasi dan kepercayaan dalam komunitas.
Orang tua adalah pemimpin bagi anak-anak. Karena itu, integritas moral dan spiritual orang tua menjadi syarat pertumbuhan keluarga yang sehat. Seharusnya setiap laki-laki dan perempuan yang hendak menikah siap menjadi panutan dalam perkataan dan perilaku. Fenomena kekerasan, perselingkuhan, dan pengabaian tanggung jawab telah menyebabkan jutaan anak tidak dapat bertumbuh secara sehat. Pada gilirannya akan lahir komunitas sosial yang sakit dan bermasalah. [Pdt. Yohanes Bambang Mulyono]
DOA:
Roh Kudus, sucikanlah hati kami agar makin serupa dengan Kristus. Mampukan kami menjadi panutan bagi keluarga dan sesama. Amin.
Ayat Pendukung: Mzm. 1; Bil. 5:5-10; Tit. 1:5-6
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.