Iri Hati Membunuhmu! Yakobus 3:13-18
Sebab di mana ada iri hati dan mementingkan diri sendiri di situ ada kekacauan dan segaia macam perbuatan jahat. (Yak. 3:16)
Menurut perspektif teori teologi seven deadly sins atau tujuh dosa mematikan, iri hati atau dengki adalah dosa yang tidak tampak. Tidak seperti keenam dosa yang lain (kesombongan, ketamakan, kemarahan, nafsu-birahi, rakus, kemalasan), iri hati adalah dosa yang tersembunyi dalam hati. la menggerogoti manusia dalam proses membandingkan secara tidak sehat pada apa yang ada pada orang lain. Kierkegaard, seorang teolog dan filsuf kenamaan, mengatakan bahwa iri hati sebagai a small town sin atau dosa yang tumbuh subur dalam relasi yang erat. Tidak terkecuali di gereja.
Dosa membunuh yang pertama kali dikisahkan oleh Alkitab, Kain kepada Habel adiknya, berawal dari iri hati. Lalu, bagaimana cara membasmi dosa iri yang mengintip di balik pintu hati manusia? Hidup bijaksana dengan terus melakukan kebaikan dalam kerendahan hati. Itulah resep yang disampaikan oleh Yakobus untuk mengobati hati yang dengki. Pribadi yang bijaksana akan melakukan hal-hal yang baik di dalam hidupnya. Hal baik yang dilakukan dengan rendah hati akan menghindarkan manusia dari kesombongan. Manusia yang hidupnya dipenuhi dengan hikmat untuk mengasihi dan berbela rasa kepada sesama, tidak memiliki waktu untuk cemburu kepada sesamanya.
Mengarahkan seluruh energi untuk mengharapkan dan melakukan yang terbaik kepada sesama dengan semangat rendah hati, akan menghindarkan kita dari potensi iri hati. Semua upaya baik untuk menjadi rendah hati ini perlu terus diupayakan di sepanjang ziarah iman. [Pdt. Ayub Sektiyanto]
REFLEKSI:
Kebaikan adalah hasil dari benih kasih yang ditabur oleh pribadi yang rendah hati dan memilih untuk memberkati.
Ayat Pendukung: Mzm. 119:121-128; 1Raj. 3:16-28; Yak. 3:13-18
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.