Jangan Menolak Kepeduliannya Kisah Para Rasul 7:35-43
Tetapi nenek moyang kita tidak mau taat kepadanya, malahan mereka menolaknya. Dalam hati mereka ingin kembali ke tanah Mesir. (Kis. 7:39)
Teman saya seorang penderita diabetes mengatakan bahwa dokter meminta ia mengubah pola hidupnya. Ia dianjurkan untuk melakukan diet, berolahraga secara teratur, dan rutin meminum obat. Tantangan paling berat adalah diet dan berolahraga. Makin diminta melakukan diet, justru makin tergoda untuk mengonsumsi. Juga, makin disuruh berolahraga, justru makin banyak alasan untuk tidak melakukannya.
Itulah juga sejarah umat Israel di padang gurun, sebagaimana dikisahkan oleh Stefanus di depan sidang Mahkamah Agama Yahudi. Bangsa yang tegar tengkuk dan tak tahu berterima kasih itu sejak awal memang menolak Musa. Kecenderungan hati mereka adalah kembali ke Mesir, ke perbudakan, karena pembebasan dari perbudakan menuntut mereka harus mengubah cara hidup mereka. Ternyata, Israel lebih memilih cara hidup yang lama, hidup sebagai budak. Kepedulian Allah justru dianggap sebagai siksaan bagi mereka.
Meninggalkan kehidupan lama dan masuk ke dalam kehidupan baru tidak selalu membuat nyaman dan menyenangkan. Sebab, memasuki kehidupan baru berarti mengubah secara mendasar cara, arah, dan tujuan hidup kita. Kehidupan lama yang dikuasai oleh dosa niscaya akan membawa kita pada kehancuran. Namun, Allah peduli pada kita dan hendak membawa kita pada kehidupan yang sesungguhnya. Karena itu, janganlah kita menolak kebaikan dan kesetiaan Allah. Jalanilah kehidupan baru bersama-Nya. [Pdt. Mungki A. Sasmita]
DOA:
Terima kasih, ya Allah, untuk kepedulian-Mu atas kehidupan kami. Ajarkan kepada kami untuk tetap berada dalam kehidupan baru yang Engkau sediakan bagi kami. Amin.
Ayat Pendukung: Mzm. 100; Kel. 6:28-7:13; Mrk. 7:1-13
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.