Lulus Ujian Mazmur 26:1-8
Ujilah aku, ya TUHAN, dan cobalah aku; selidikilah batinku dan hatiku. (Mzm. 26:2)
Ada banyak proses dalam kehidupan sehari-hari yang membutuhkan ujian. Misalnya, ujian sekolah, ujian kenaikan pangkat, ujian menyetir kendaraan, ujian olahraga, dan lain sebagainya. Ujian dilakukan untuk mengukur kemampuan seseorang, baik dalam keterampilan maupun pengetahuan. Orang yang lulus ujian dianggap memiliki tingkat kelayakan yang lebih tinggi atau memiliki legalitas melakukan sesuatu yang lebih besar. Untuk lulus ujian, tentu saja ada persiapan yang perlu dilakukan sesuai dengan bidang ujian yang dijalani.
Daud meminta Tuhan untuk menguji hatinya; menyelidiki batin dan hati Daud. Tentu saja, Daud meminta ujian kepada Tuhan bukan sembarangan berbicara, melainkan karena Daud mengenal dan menjaga dirinya dengan baik. Daud telah hidup dalam ketulusan, percaya kepada Tuhan, hidup dalam kebenaran, menjauhi orang yang jahat, beribadah dan memuji Tuhan. Karena itu, ia berani diuji oleh Tuhan untuk melihat apakah ia orang benar atau tidak. Daud mempersiapkan diri sebagai orang yang akan lulus ujian dari Tuhan.
Jika Tuhan menguji diri kita saat ini, apakah batin dan hati kita lulus ujian dari Tuhan? Lulus sebagai orang yang benar di hadapan Tuhan. Tentu itu yang kita harapkan, bukan? Namun, jika kita merasa belum bisa lulus, mari mempersiapkan diri kita dengan lebih baik. Yaitu, hidup dalam ketulusan, menjauhi kejahatan, dan percaya kepada Tuhan dengan segenap hati. [Pdt. Novita]
REFLEKSI:
Ujian kehidupan dapat datang kepada kita pada waktu yang tak dapat diduga.
Ayat Pendukung: Mzm. 26:1-8; Yer. 15:1-9; 2Tes. 2:7-12
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.Ujilah aku, ya TUHAN, dan cobalah aku; selidikilah batinku dan hatiku. (Mzm. 26:2)
Ada banyak proses dalam kehidupan sehari-hari yang membutuhkan ujian. Misalnya, ujian sekolah, ujian kenaikan pangkat, ujian menyetir kendaraan, ujian olahraga, dan lain sebagainya. Ujian dilakukan untuk mengukur kemampuan seseorang, baik dalam keterampilan maupun pengetahuan. Orang yang lulus ujian dianggap memiliki tingkat kelayakan yang lebih tinggi atau memiliki legalitas melakukan sesuatu yang lebih besar. Untuk lulus ujian, tentu saja ada persiapan yang perlu dilakukan sesuai dengan bidang ujian yang dijalani.
Daud meminta Tuhan untuk menguji hatinya; menyelidiki batin dan hati Daud. Tentu saja, Daud meminta ujian kepada Tuhan bukan sembarangan berbicara, melainkan karena Daud mengenal dan menjaga dirinya dengan baik. Daud telah hidup dalam ketulusan, percaya kepada Tuhan, hidup dalam kebenaran, menjauhi orang yang jahat, beribadah dan memuji Tuhan. Karena itu, ia berani diuji oleh Tuhan untuk melihat apakah ia orang benar atau tidak. Daud mempersiapkan diri sebagai orang yang akan lulus ujian dari Tuhan.
Jika Tuhan menguji diri kita saat ini, apakah batin dan hati kita lulus ujian dari Tuhan? Lulus sebagai orang yang benar di hadapan Tuhan. Tentu itu yang kita harapkan, bukan? Namun, jika kita merasa belum bisa lulus, mari mempersiapkan diri kita dengan lebih baik. Yaitu, hidup dalam ketulusan, menjauhi kejahatan, dan percaya kepada Tuhan dengan segenap hati. [Pdt. Novita]
REFLEKSI:
Ujian kehidupan dapat datang kepada kita pada waktu yang tak dapat diduga.
Ayat Pendukung: Mzm. 26:1-8; Yer. 15:1-9; 2Tes. 2:7-12
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Sumber: https://gkipi.org/lulus-ujian/