Memandang Jauh Ke Depan Bersama Allah Ibrani 11:17-22 September 12, 2024
Karena iman, tatkala dicobai, Abraham mempersembahkan Ishak. la yang telah menerima janji itu, rela mempersembahkan anaknya yang tunggal. (Ibr. 11:17)
Walaupun berasal dari keluarga petani sederhana, Suparno bercita-cita mendapatkan pendidikan tinggi. Karena kerja kerasnya, dia berhasil memperoleh beasiswa. Setelah lulus, Suparno mengajarkan tentang sistem pertanian modern kepada para petani di desanya. Anak-anaknya yang juga telah mendapatkan pendidikan tinggi sangat mendukung usaha mulia yang dimulai oleh ayah mereka. Teknologi pertanian semakin dimutakhirkan dan jejaring pemasaran produk pertanian diperluas. Keluarga Suparno telah melakukan perjuangan antar generasi dan telah membawa perubahan baik bagi keluarga dan komunitas mereka.
Abraham, Ishak dan Yakub adalah nama-nama leluhur umat Israel yang acapkali disebutkan berangkaian dalam bagian- bagian Alkitab. Mereka adalah teladan tentang bagaimana seharusnya umat Allah beriman. Ketiganya percaya kepada janji Allah yang terus berlanjut antar generasi. Penulis Surat Ibrani memperlihatkan bahwa kebaikan Allah bukan hanya dialami pada masa kini tetapi juga di masa depan. Maka dalam menjalani hidup pada “masa kini”, baik Abraham, Ishak, Yakub, maupun Yusuf tidak menjadi ragu dan khawatir. Apa yang sesuai dengan kehendak Allah tetap mereka lakukan dengan sepenuh hati dengan kerelaan untuk memberikan yang terbaik.
Bersama Allah dan dengan kekuatan yang diberikan-Nya, kita akan merangkai masa depan yang baik. Mari memulai pekerjaan baik dengan tekun dan setia. [Pdt. Essy Eisen]
REFLEKSI:
Apakah aku bersedia memandang jauh ke depan bersama Allah dan tetap percaya mengerjakan yang baik sekarang ini?
Ayat Pendukung: Ams. 15:1-17; Mzm. 19; Ibr. 11:17-22
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Sumber: https://gkipi.org/memandang-jauh-ke-depan-bersama-allah/