Menguasai Diri I Petrus 4:7-19 Juni 6, 2024
Kesudahan segala sesuatu sudah dekat. Karena itu, kuasailah dirimu dan waspadalah, supaya kamu dapat berdoa. (I Ptr. 4:7)
Salah satu bagian penting dari proses pembuatan donat adalah proses “resting” di mana adonan ditutup dan dibiarkan diam, sehingga dapat mengembang dan bisa mendapatkan hasil yang bagus.
Hidup manusia juga demikian, perlu ketenangan menjalani kehidupan dengan segala tantangan yang ada. Petrus mengingatkan umat bahwa menjadi orang percaya bukan perkara mudah, tetapi bukan berarti mereka harus bersembunyi dari kenyataan hidup. Dalam segala persoalan yang dihadapi umat tetap harus melakukan bagian mereka dengan sebaik-baiknya, mengasihi satu dengan lainnya, memberi tumpangan tanpa sungut-sungut, saling melayani. Bagaimana agar bisa melakukan hal tersebut? Mereka harus punya waktu untuk berdiam diri, tenang, dan berdoa. Sibuk melayani boleh, tetapi mereka juga harus punya waktu berdoa.
Dalam menjalani kehidupan, tidak jarang kita menghadapi berbagai ujian kehidupan. Apa yang dapat memampukan kita menghadapi berbagai ujian kehidupan? Ketenangan adalah sikap yang kita perlukan dalam menghadapi berbagai tantangan, ujian kehidupan. Ketenangan itu hanya bisa kita temukan dalam doa kepada Tuhan. Karena kuatnya seseorang untuk terus berjalan tidak terletak pada pundak yang kuat memikul beban, tetapi pada lutut yang terus bertelut dan berharap pada Tuhan. Jika saat ini kita sedang merasa begitu gaduhnya karena persoalan yang ada, itu adalah pertanda bahwa kita perlu mengambil waktu khusus untuk tenang, dan berdoa, supaya bisa menguasai diri. [Rambu Bangi Roni]
DOA:
Tuhan ajarkanlah aku agar dapat berdoa. Amin.
Ayat Pendukung: Yes. 28:9-13; Mzm. 130; 1 Ptr. 4:7-19
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.