“Angkatan yang jahat dan tidak setia ini menuntut suatu tanda. Tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda nabi Yunus. (Mat. 12:39).
Mukjizat adalah tanda yang membuktikan kenabian seorang tokoh. Sebab, mukjizat adalah perbuatan adikodrati yang dikaruniakan Allah untuk menyatakan kebesaran dan keselamatan- Nya. Dalam karya-Nya, Yesus melakukan banyak mukjizat. Dengan ucapan atau sentuhan tangan-Nya, Yesus menyembuhkan orang, mengusir setan, menggandakan roti, dan membangkitkan orang mati. Tujuan tanda (mukjizat) adalah agar manusia percaya bahwa Yesus adalah Sang Mesias, Anak Allah.
Beberapa orang Farisi dan Ahli Taurat menuntut agar Yesus memperlihatkan suatu tanda. Mereka ingin melihat suatu mukjizat besar. Tampaknya, mukjizat-mukjizat yang telah dilakukan oleh Yesus kurang meyakinkan. Yesus menyebut mereka sebagai angkatan yang jahat dan tidak setia. Tanda yang tepat bagi mereka adalah tanda nabi Yunus yang menunjuk pada peristiwa kebangkitan Yesus setelah dikuburkan selama 3 hari. Memang, kebangkitan Yesus adalah mukjizat yang terbesar.
Selama iman tidak bekerja, kita akan menuntut suatu tanda berupa mukjizat. Sikap ingin tahu itu hanya untuk menyenangkan nafsu insani. Kagum dengan hal-hal yang supranatural, tetapi kita buta melihat karya Allah dalam peristiwa-peristiwa yang sederhana. Kita berubah tidak percaya saat keingintahuan tidak terpenuhi. Iman sejati adalah percaya kepada Allah walaupun tidak melihat mukjizat. Sebab, iman merupakan sikap percaya tanpa syarat. Menuntut tanda adalah tanda bahwa kita belum beriman. [Pdt. Yohanes Bambang Mulyono]
REFLEKSI:
Ya Tuhan Allah, karuniakanlah kepada kami iman yang mampu percaya walau kami tidak melihat mukjizat, tetapi mengalami kehadiran-Mu.Amin.
Ayat Pendukung: Mzm. 114; Yun. 2:1-10; Mat. 12:38-42
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.