Motif Perut Yohanes 6:25-35
“… sesungguhnya kamu mencari Aku, bukan karena kamu telah melihat tanda-tanda, melainkan karena kamu telah makan roti itu dan kamu kenyang…’.'(Yoh. 6:26)
Bila bencana kelaparan menerpa, manusia akan menjadi beringas. Mereka bisa saling membunuh untuk memperoleh makanan. Namun, apakah dalam kondisi normal manusia tidak berebut soal kebutuhan perut? Makna “perut” bukan sekadar masalah kekurangan makan atau lapar. Orang-orang yang kenyang perutnya tetap berebut demi “perut” yang lain, yaitu nafsunya.
Waktu itu orang banyak berbondong-bondong mencari Yesus. Mereka kagum karena telah melihat mukjizat bagaimana Yesus berkuasa menggandakan roti. Lebih daripada itu, mereka semua menjadi kenyang. Mereka ingin menikmati kembali mukjizat penggandaan roti. Motif perut mereka terlihat di Yohanes 6:34, yaitu agar Kristus memberi roti terus-menerus. Mukjizat yang dikerjakan oleh Yesus hanyalah tanda dan media kehadiran Allah di tengah kehidupan umat. Tujuannya adalah agar mereka percaya bahwa Yesus adalah Sang Mesias, Anak Allah (Yoh. 6:29). Sebab, Kristus adalah Sang Roti Hidup dari surga (Yoh. 6:35).
Motif perut sering tersembunyi dalam berbagai ungkapan dan pekerjaan yang saleh. Padahal, batin mereka yang terdalam adalah memperoleh keuntungan materiel. Secara materiel mereka sudah berkecukupan, tetapi tetap haus. Karena itu, dimensi rohani sering diduniawikan agar bisa memenuhi kehausan manusia. Mereka tidak segan menjual nama Tuhan, Allah, Kristus, Roh Kudus, dan karunia-karunia-Nya asal jumlah pundi-pundi ekonomi mereka makin banyak. [Pdt. Yohanes Bambang Mulyono]
DOA:
Ya Kristus, isilah hidup kami dengan Engkau saja selaku Roti Hidup. Ambillah dunia dalam diri kami, dan jadikanlah kami milik-Mu saja. Amin.
Ayat Pendukung: Mzm. 34; Kid. 7:10-8:4; Yoh. 6:25-35
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Sumber: https://gkipi.org/motif-perut/