Panggilan Hidup Yesaya 49:1-7 April 15, 2025
… Tuhan telah memanggil aku sejak dari kandungan; Ia menyebut namaku sejak dari rahim ibuku. (Yesaya 49:1)
Seorang pria yang sedang jatuh cinta mengungkapkan isi hatinya kepada sang kekasih: “Aku dilahirkan untukmu”. Mungkin ada yang beranggapan bahwa itu hanyalah rayuan belaka. Namun bisa saja itulah yang dihayati dengan sungguh-sungguh oleh sang pria. Ungkapan itu hendak menyatakan bahwa seluruh hidupnya akan diserahkan kepada kekasihnya itu. Itulah ungkapan komitmen dan kesetiaan.
Apa yang diungkapkan oleh Yesaya ini mengandung dua dimensi penting, yaitu dimensi pengakuan iman dan dimensi komitmen. Keduanya berkelindan sedemikian rupa sehingga tidak mungkin dipisahkan. Sebagai suatu pengakuan iman, Yesaya hendak mengungkapkan keyakinannya bahwa Allah telah memanggil dia untuk menjadi nabi-Nya bahkan sejak sebelum ia dilahirkan. Dan oleh karenanya ia menghayati bahwa seluruh kehidupannya sangat dipengaruhi oleh panggilan itu. Panggilan itu meresap ke seluruh keberadaan dirinya. Dirinya dan panggilannya sebagai nabi tidak mungkin dapat dipisahkan sampai kapan pun. Inilah komitmen yang dimiliki oleh Yesaya. Pengakuan iman dan penghayatan atau komitmen tersebut akan memampukannya untuk setia pada panggilannya dalam segala keadaan.
Menjadi milik Allah bukanlah hanya suatu sebutan yang disematkan dalam diri kita. Itulah hakikat keberadaan kita. Oleh karena itu hendaknya kita menghayati bahwa apa pun peran, tugas, dan fungsi kita di dunia ini, landasan dari semuanya itu adalah bahwa kita ini milik Allah. [Pdt. Mungki A. Sasmita]
DOA:
Kami bersyukur bahwa kami adalah milik-Mu, ya Tuhan. Biarlah kami terus menghayati hakikat keberadaan kami tersebut. Amin.
Ayat Pendukung: Yes. 49:1-7; Mzm. 71:1-1; 1 Kor. 1:18-31; Yoh. 12:20-36
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.