PEMBARUAN
Sebab sesungguhnya, Aku menciptakan langit yang baru dan bumi yang baru; hal-hal yang dahulu tidak akan diingat lagi, dan tidak akan timbul lagi dalam hati.” (Yes. 65:17)
Orang cenderung suka segala sesuatu yang baru, tetapi belum tentu suka pembaruan. Biasanya, hal-hal yang baru terdapat di luar diri, sedangkan pembaruan adanya di dalam diri.
Nabi Yesaya menyampaikan kabar baik bagi Israel: Allah menciptakan langit yang baru dan bumi yang baru. Mengapa hal ini disebut sebagai kabar baik? Sebab, ketika Allah menciptakan langit yang baru dan bumi yang baru bukan saja Israel akan menerima hal-hal yang baru di luar mereka, melainkan juga pada saat yang sama mereka mengalami pembaruan dari Allah. Umat Israel akan bersorak-sorai, akan berumur panjang, tidak lagi menjadi pengembara, akan memiliki kebun untuk digarap. Mereka juga akan memiliki banyak anak dan keturunan. Lebih dari itu, tak ada yang melakukan kejahatan. Bayangkan, betapa hebatnya pembaruan yang Allah kerjakan. Pembaruan itu pada saat yang sama menjadi penanda bahwa umat Israel tidak lagi hidup dalam pembuangan, jauh dari Allah. Mereka akan terus hidup dekat dan dalam pemeliharaan Allah. Umat Israel akan mengalami masa-masa kelimpahan.
Kasih Allah pada umat-Nya tak pernah berubah dan tak pernah berhenti. Apa pun yang terjadi pada umat, kasih Allah tetap ada. Bahkan, karena begitu besar kasih Allah pada umat- Nya, Ia berkenan untuk selalu membarui umat-Nya agar mereka tak terus hidup di dalam dosa. Allah tak hanya memberikan hal-hal baru bagi umat, Ia juga membarui kemanusiaan kita setiap hari. [Jan Calvin Pindo, S. Th]
REFLEKSI:
Tak ada alasan bagi kita untuk terus hidup dalam dosa sebab Allah membarui umat-Nya setiap hari.
Ayat Pendukung: Mzm. 128; Yes. 65:17-25; Rm. 4:6-13
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Sumber: https://gkipi.org/pembaruan-2/