PEMBERITA INJIL Kisah Para Rasul 17:16-31 Juli 19, 2024
“… Sebab, ia memberitakan Injil tentang Yesus dan kebangkitan”. (Kis. 17:18)
Ada sebuah pernyataan demikian: “Setiap orang Kristen adalah penginjil bagi sesamanya”. Pernyataan ini hendak menegaskan bahwa setiap kita mempunyai panggilan untuk memberitakan kasih Allah kepada sesama di sekitar kita. Kita harus bersaksi tentang Tuhan yang hidup yang mengasihi dan memelihara kehidupan kita melalui sikap hidup kita setiap harinya.
Teks bacaan kita memberikan beberapa hal penting yang harus kita perhatikan dalam memberitakan Injil agar tidak menjadi batu sandungan bagi orang lain. Pertama, mempunyai hati atau panggilan untuk memberitakan Injil (ay. 16). Paulus terpanggil untuk memberitakan Injil ketika melihat keadaan Kota Athena saat itu. Kedua, ada passion (gairah dan sukacita) untuk melakukan tugas panggilannya dalam memberitakan Injil (ay. 17) sehingga panggilan itu dilakukan dengan sukacita. Ketiga, rasa keterpanggilan dan passion itu diwujudkan dalam aksi nyata memberitakan Injil (ay. 18-21). Keempat, memperhatikan konteks di mana kita berada agar pemberitaan Injil menjadi efektif. Paulus bertindak kontekstual dalam memberitakan Injil di Kota Athena karena Paulus memahami situasi kota dan masyarakatnya.
Kita semua mempunyai tugas panggilan untuk memberitakan Injil. Oleh sebab itu, mari kita memperhatikan dan menyontoh apa yang dilakukan Paulus dalam memberitakan Injil. Kita harus mempunyai hati yang terpanggil, passion, aksi nyata, dan berpikir kontekstual. Kita pasti dapat melakukannya. [Pdt. Jotje Hanri Karuh]
REFLEKSI:
Kita semua adalah penginjil bagi sesama. Perlihatkan kasih Allah kepada sesama dengan kasih dalam hidup keseharian kita.
Ayat Pendukung: 1 Taw. 14:1-2; Kis. 17:16-31; Mzm. 89:20-37; Kis. 17:16-31
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.