Satu Jam Saja Wahyu 18:11-20 Januari 18, 2024
weismeralda@gmail.com
18-Jan-2024 07:51:35
“Celaka, celaka, kota besar, tempat semua orang yang mempunyai kapal di laut, telah menjadi kaya oleh barangnya yang mahal, sebab dalam satu jam saja ia sudah binasa.” (Wahyu 18:19)
Sebagai umat Allah yang masih ada dalam dunia kita tidak luput dari tekanan, godaan, rayuan yang datang dari gaya hidup yang kita hidupi. Kita berhadapan dengan sekularisasi, gaya hidup hedonisme, materialisme, relativisme dan sebagainya. Bagaimana kita bisa bertahan dalam situasi dan tantangan tersebut?
Wahyu 17 berbicara mengenai Babel yang bebal akan dihancurkan, maka pasal 18 merupakan kumpulan seruan atau tangisan dan nyanyian celaka akan kehancuran Babel. Semua keagungan dan kekuatan kota yang dahsyat itu dihancurkan Allah hanya “satu jam saja” (ayat 19). Singkatnya penghancuran itu menunjukkan bahwa hanya Allah saja yang sungguh-sungguh “kuat” bukan kuasa dunia mana pun. Firman ini mengingatkan orang Kristen agar tidak menduniawi meski masih hidup dalam dunia ini. Juga tidak putus asa karena konsekuensi tekanan terhadap sikap memelihara kerohanian iman dan etika hidup Kristen. Kesadaran status kita yang mulia yang Allah anugerahkan seharusnya mencegah kita kompromi dengan dunia.
Sebagai pengikut Kristus kita memang harus tinggal dalam dunia ini bahkan diutus sebagai saksi-Nya. Maka dalam terang pemaparan eskatologis ini, panggilan kita adalah hidup kudus dan bersukacita terus dalam kesucian dan kemuliaan Allah. Ingat kita tidak bisa main-main dengan segala hal yang membuat kita jauh dari Allah. [Pdt. Agus Gunawan]
REFLEKSI:
Tuhan tidak menghendaki kita memusuhi dunia, melainkan diutus sebagai saksi-Nya di tengah dunia. Muliakanlah Allah dalam pikiran, perkataan dan tindakan kita.
Ayat Pendukung: Yer. 19:1-15; Mzm. 62:5-12; Why. 18:11-20
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Sumber: https://gkipi.org/satu-jam-saja/