Sikap Hidup Orang Percaya 1 Tesalonika 5:12-18 November 21, 2023
Kami juga menasihati kamu, saudara-saudara, tegorlah mereka yang hidup dengan tidak tertib, hiburlah mereka yang tawar hati, belalah mereka yang lemah, sabarlah terhadap semua orang. (1Tes. 5:14)
“Kehidupan yang tak bermanfaat adalah kematian yang datang lebih awal,” demikian kata Johann Wolfgang von Goethe. Ini sebuah pernyataan yang mengingatkan kita untuk memiliki hidup yang bermakna. Bagaimana kita mewujudkannya dalam kehidupan bersama dan dalam persekutuan jemaat?
Paulus pada bagian akhir suratnya ini memberikan beberapa nasihat kepada jemaat di Kota Tesalonika agar menata hidup mereka di dalam jemaat dan kehidupan sehari-hari. Pertama, nasihat membangun diri sendiri. Mereka tekun berdoa, mengucap syukur dalam segala hal, serta sukacita dalam menjalani hidup. Sikap seperti ini tentu akan memampukan mereka untuk tetap berdiri tegak dalam menghadapi situasi apa pun hidup mereka. Kedua, nasihat membangun kasih persaudaraan. Mereka saling peduli, saling menguatkan, dan saling menegur seorang terhadap yang lain dalam kasih. Jika demikian, kasih persaudaraan yang terbentuk akan saling menguatkan dan saling membangun kehidupan yang lebih baik satu terhadap yang lainnya. Ketiga, nasihat membangun persekutuan jemaat. Mereka mendukung pelayanan dalam jemaat dengan talenta yang mereka miliki, menerima teguran dan nasihat dari pemimpin jemaat ketika mereka berbuat salah, hidup damai dengan sesama anggota jemaat, serta menghormati, mengasihi dan mendoakan pimpinan jemaat.
Mari kita bangun kualitas hidup yang bermanfaat bagi diri sendiri, dengan sesama, dan bagi gereja kita. [Pdt. Jotje H. Karuh]
REFLEKSI:
Karena hidup adalah tentang membangun kualitas sehingga menjadi berkat.
Ayat Pendukung: Mzm. 9:2-15; Za. 2:1-5, 5:1-4; 1Tes. 5:12-18
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.