Surat Terbuka Kisah Para Rasul 15:1-5, 22-35 Juni 4, 2024
Setelah membaca surat itu, jemaat bersukacita karena isinya yang memberi penghiburan. (Kis. 15:31)
“Hidupmu kitab terbuka, dibaca sesamamu, apakah tiap pembacanya melihat Yesus dalammu.” Demikianlah sepenggal lirik NKB 204 yang mengingatkan kita sebagai kitab yang terbuka, sepantasnya menghadirkan sukacita bagi orang di sekitar.
Bacaan hari ini bercerita tentang sidang di Yerusalem yang memperdebatkan tentang sunat. Sebagian orang mengatakan bahwa jika tidak disunat menurut adat istiadat Musa, maka tidak dapat diselamatkan. Paulus dan Barnabas menolak pandangan tersebut, dan menceritakan tentang pertobatan orang-orang yang tidak mengenal Allah. Mereka juga mengutus Yudas dan Silas pergi ke Anthiokhia untuk menyampaikan surat yang isinya menghibur umat dan mengingatkan agar mereka tidak perlu menanggung banyak beban. Isi surat itu membuat umat bersukacita. Kehadiran dua utusan itu membuat umat merasa lega dan dikuatkan.
Kisah ini mengingatkan tentang makna kehadiran kita di tengah kehidupan sesama. Kehadiran kita harusnya tidak menambah beban dalam hidup orang lain, hadir membawa penghiburan dan sukacita bukan membawa duka apalagi luka. Sudah banyak orang yang lelah dalam perjuangan hidup, jangan ditambah dengan berbagai hal yang semakin membuat orang lain merasa tak lagi ingin hidup di dunia ini. Kita adalah kitab terbuka, biarlah hidup kita menjadi kesaksian tentang kehadiran Allah yang mengubah ketegangan menjadi ketenangan, dukacita menjadi sukacita. Nyatakan Yesus dalam setiap kata dan perilaku. [Rambu Bangi Roni]
DOA:
Tuhan, biarlah Roh Kudus selalu mengingatkanku bahwa aku ini kitab yang terbuka, agar orang lain bisa melihat Kristus di dalamku. Amin.
Ayat Pendukung: 1 Sam. 2:18-21; Mzm. 99; Kis. 15:1-5, 22-35
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Sumber: https://gkipi.org/surat-terbuka/