Tak Ada Yang Ditinggalkan

weismeralda@gmail.com 01-Mar-2023 07:54:01

“Demikian juga Bapamu yang di sorga tidak menghendaki supaya seorang pun dari anak-anak ini hilang.” (Mat. 18:14)

“Tungguin woi…!” Ini adalah seruan yang mungkin pernah kita teriakkan atau orang lain teriakkan ketika tertinggal atau ditinggalkan oleh seseorang atau rombongan.

Pada masa Yesus, anak-anak sering kali tidak dianggap, tidak dihargai. Mereka dipandang sebagai pihak yang hanya menimbulkan keributan dan mengganggu. Karena itu, anak- anak sering kali dipinggirkan dalam berbagai kesempatan. Namun, tidak demikian halnya dengan Yesus. Ia justru menempatkan anak-anak sebagai pihak yang sejajar dengan orang dewasa. Dengan memakai perumpamaan domba yang hilang, Yesus menunjukkan betapa berharganya anak-anak di mata Allah. Orang Israel pada masa itu akan meninggalkan domba yang lain untuk mencari seekor domba yang hilang. Seekor domba sangat berarti, sangat bernilai. Bila seorang gembala rela meninggalkan seluruh domba demi menemukan seekor domba yang hilang, Allah pun demikian. Allah adalah gembala bagi semua umat-Nya. Ia adalah Bapa bagi anak- anak-Nya. Ia akan mencari dan menyelamatkan umat-Nya, bahkan mereka yang masih anak-anak.

Di hadapan Allah yang adalah Bapa semua orang percaya, setiap orang berharga. Karena setiap orang berharga, maka tak ada seorang pun yang akan dibiarkan binasa. Allah akan mencari dan menyelamatkan mereka. Tak seorang pun akan ditinggalkan. Bila orang lain meninggalkan kita, Allah tetap bersama kita. [Jan Calvin Pindo, S. Th]

REFLEKSI:
Bila Allah bersedia untuk menerima setiap orang sebagai anak-Nya, adakah alasan kita untuk menolak sesama?

Ayat Pendukung: Mzm. 32; Kel. 34:1-9, 27-28; Mat. 18:10-14
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.

Sumber: https://gkipi.org/tak-ada-yang-ditinggalkan/