Tak Lebih, Tak Kurang Yehezkiel 1:1-3, 2:8-3:3
Firman-Nya kepadaku: “Hai anak manusia, makanlah apa yang engkau lihat di sini; makanlah gulungan kitab ini dan pergilah, berbicaralah kepada kaum Israel.” (Yeh. 3:1)
Ada satu permainan yang dimainkan oleh beberapa orang. Orang pertama akan membisikkan serangkaian kata pada orang di depannya dan terus begitu sampai pada orang terakhir. Tampaknya mudah, tetapi ternyata sulit. Sebab, belum tentu orang terakhir mengucapkan kata yang sama dengan orang pertama.
Yehezkiel adalah seorang imam. Sudah barang tentu ia bukan orang sembarangan. Ia terlatih untuk bicara kepada umat dan hanya menyampaikan apa yang sudah ia dengar. Namun, dalam teks Alkitab hari ini ada kisah yang luar biasa. Yehezkiel harus memakan gulungan kitab yang isinya akan disampaikan kepada umat Israel. Hal ini dengan sangat jelas menunjukkan bahwa Tuhan ingin agar apa yang disampaikan Yehezkiel kepada umat itu tepat seperti apa yang tertulis dalam kitab. Tak lebih, tak kurang. Ini penting sebab Yehezkiel harus bicara pada umat Israel yang sudah terlalu sering memberontak pada Tuhan. Tak boleh ada keraguan sedikit pun dalam diri Yehezkiel saat berhadapan dengan umat yang keras kepala dan tegar tengkuk itu. Tuhan tak mau ambil risiko bila Yehezkiel juga memberontak.
Menyampaikan kebenaran memangharus tepat, tak lebih dan tak kurang. Anak zaman now mengatakan “jangan tadinya ubi berubah jadi kolak”. Tantangan ketika mengatakan kebenaran sangatlah besar. Itu sebabnya ada kemungkinan orang memilih untuk tidak mengatakan apa adanya atau yang sebenarnya kepada orang lain. Bagaimanapun, sebagai anak-anak terang, anak-anak terang, setiap orang Kristen harus mengatakan kebenaran dengan tepat: tak lebih, tak kurang! [Jan Calvin Pindo, S. Th]
REFLEKSI:
Mengatakan kebenaran berisiko kehilangan penghidupan.
Ayat Pendukung: Mzm. 130; Yeh. 1:1-3, 2:8-3:3; Why. 10:1-11
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.