Tanpa Spoiler Roma 8:18-24

weismeralda@gmail.com 29-May-2023 09:49:22

Sebab aku yakin, bahwa penderitaan zaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita. (Rm. 8:18)

Istilah spoiler begitu akrab di telinga para penggemar film, novel, ataupun karya seni lainnya. Pada prinsipnya spoiler merupakan bocoran jalan cerita dari sebuah karya seni. Bagi orang-orang yang sekadar ingin tahu, spoiler bermanfaat untuk memuaskan rasa penasaran mereka. Namun, bagi penikmat karya seni, spoiler merupakan hal terlarang karena merusak pengalaman seseorang dalam menikmati karya seni.

Lantas bagaimana dengan kisah kehidupan? Apakah kita butuh spoiler untuk mengetahui jalan hidup kita selanjutnya? Faktanya masih banyak manusia yang ingin tahu. Tidak sedikit orang-orang yang sibuk mencari “orang pintar”, percaya pada zodiak, dan sejenisnya. Mereka berupaya mencari tahu dan menerka kehidupan di masa depan. Tidak jarang hasil terkaan malah membuat diri makin khawatir dan gelisah. Padahal, spoiler tersebut belum tentu benar.

Terkait masa depan, Paulus mengajak kita untuk yakin bahwa penderitaan zaman sekarang tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita. Itulah yang menjadi pengharapan bagi setiap orang yang hidup di dalam Kristus. Keyakinan ini membuat kita tidak butuh spoiler akan jalan kehidupan. Apa pun jalannya, semuanya bermuara pada kemuliaan Allah. Biarkan jalan hidup dipenuhi misteri agar kita gampang merasa takjub dan menyadari kemuliaan Allah. Melalui hidup tanpa spoiler, kita pun dapat menikmati jalan hidup sebagai karya seni Allah yang begitu agung. [Pdt. Hizkia Anugrah Gunawan]

REFLEKSI:
Membiarkan rasa penasaran akan jalan hidup membuat kita gampang untuk takjub pada Allah dan kemuliaan-Nya.

Ayat Pendukung: Mzm. 104:24-34, 35b; Yl. 2:18-29; Rm. 8:18-24
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.

Sebab aku yakin, bahwa penderitaan zaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita. (Rm. 8:18)

Istilah spoiler begitu akrab di telinga para penggemar film, novel, ataupun karya seni lainnya. Pada prinsipnya spoiler merupakan bocoran jalan cerita dari sebuah karya seni. Bagi orang-orang yang sekadar ingin tahu, spoiler bermanfaat untuk memuaskan rasa penasaran mereka. Namun, bagi penikmat karya seni, spoiler merupakan hal terlarang karena merusak pengalaman seseorang dalam menikmati karya seni.

Lantas bagaimana dengan kisah kehidupan? Apakah kita butuh spoiler untuk mengetahui jalan hidup kita selanjutnya? Faktanya masih banyak manusia yang ingin tahu. Tidak sedikit orang-orang yang sibuk mencari “orang pintar”, percaya pada zodiak, dan sejenisnya. Mereka berupaya mencari tahu dan menerka kehidupan di masa depan. Tidak jarang hasil terkaan malah membuat diri makin khawatir dan gelisah. Padahal, spoiler tersebut belum tentu benar.

Terkait masa depan, Paulus mengajak kita untuk yakin bahwa penderitaan zaman sekarang tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita. Itulah yang menjadi pengharapan bagi setiap orang yang hidup di dalam Kristus. Keyakinan ini membuat kita tidak butuh spoiler akan jalan kehidupan. Apa pun jalannya, semuanya bermuara pada kemuliaan Allah. Biarkan jalan hidup dipenuhi misteri agar kita gampang merasa takjub dan menyadari kemuliaan Allah. Melalui hidup tanpa spoiler, kita pun dapat menikmati jalan hidup sebagai karya seni Allah yang begitu agung. [Pdt. Hizkia Anugrah Gunawan]

REFLEKSI:
Membiarkan rasa penasaran akan jalan hidup membuat kita gampang untuk takjub pada Allah dan kemuliaan-Nya.

Ayat Pendukung: Mzm. 104:24-34, 35b; Yl. 2:18-29; Rm. 8:18-24
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.

Sumber: https://gkipi.org/tanpa-spoiler/