Tetap Mendoakan 2 Korintus 13:5-10
Karena kami tidak dapat berbuat apa-apa melawan kebenaran; yang dapat kami perbuat ialah untuk kebenaran. (2Kor. 13:8)
Aku hendak tetap berhati tulus, kar’na teman mempercayaiku. Aku hendak tetap berjalan lurus, kar’na teman t’lah mengasihiku. Demikianlah potongan lirik lagu dari buku Nyanyikanlah Kidung Baru nomor 193. Sederhana, tetapi bermakna.
Paulus tahu bahwa di Korintus ada orang-orang yang meragukannya. Namun, ia juga tahu bahwa ada orang-orang yang tetap memercayainya. Karena itu, Paulus tidak membenci jemaat di Korintus. Memang ia tegas dan keras ketika menegur jemaat itu: “Ujilah dirimu sendiri … Selidikilah dirimu!” Namun, Paulus tetap mendoakan jemaat di Korintus supaya mereka jangan berbuat jahat, dan berharap jemaat menjadi kuat, menjadi sempurna. Paulus menegaskan bahwa yang ia lakukan adalah untuk kebenaran dan bukan untuk melawan kebenaran, bahwa ia menjadi rasul untuk membangun jemaat dan bukan meruntuhkannya.
“Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu” kata Tuhan Yesus dalam Matius 5:44. Ini terlihat sederhana, tetapi tidak selalu mudah untuk dilakukan. Lebih mudah untuk membenci dan mengutuk orang yang memusuhi kita. Namun, Alkitab mengajarkan kita sebuah sikap iman yang berbeda. Sikap iman untuk tetap mengasihi mereka yang berbuat jahat kepada kita. Sikap iman yang tetap berpegang pada kebenaran. Sikap iman yang bersedia berdoa bagi mereka yang memperlakukan kita dengan buruk. [Pdt. Novita]
REFLEKSI:
Ketika ada orang berbuat buruk kepada kita, berdoalah agar kebenaran Tuhan dapat nyata.
Ayat Pendukung: Mzm. 145:1-8; Nah. 2:1-13; 2Kor. 13:5-10
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.