TUHAN SANGGUP Matius 8:1-13
Setelah Yesus mendengar hal itu, heranlah Ia dan berkata kepada mereka yang mengikuti-Nya: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai pada seorang pun di antara orang Israel. (Mat. 8:10)
Jika ada anak yang nyaris tidak tahu banyak hal tentang orangtuanya, maka orangtua anak itu pasti sedih sekali. Ketika si anak tidak tahu tanggal ulang tahun ibunya, atau makanan kesukaan ayahnya, atau topik percakapan yang sering dibicarakan ayah ibunya, dan sebagainya.
Situasi seperti itulah yang terjadi dalam kisah bacaan kita hari ini. Setelah Yesus mengakhiri Khotbah di Bukit (psl. 5-7), Yesus turun dari gunung tempat Ia berkhotbah. Segera Ia bertemu dengan seorang kusta yang minta disembuhkan. Ia yakin Yesus bisa menyembuhkannya. Yesus pun mengabulkan permintaannya. Lalu Yesus bertemu dengan seorang perwira yang hambanya sakit lumpuh. Berbeda dari orang kusta yang bertemu langsung dengan Yesus dan dijamah oleh Yesus hingga sembuh, si hamba yang sakit lumpuh tidak hadir di hadapan Yesus. Namun, hal itu tidak membuat perwira tadi pesimis. Ia yakin Yesus pasti sanggup menyembuhkan hambanya, meskipun hambanya tidak hadir di hadapan Yesus, hanya dengan memberi perintah dari kejauhan. Yesus sangat memuji iman perwira ini. Yesus mengatakan Ia tidak pernah menemukan iman sebesar itu di antara bangsa Israel yang seharusnya lebih memahami siapa Yesus.
Terkadang orang-orang “luar” memang lebih memahami Allah daripada diri kita yang mendaku sebagai anak-anak Allah. Perasaan sebagai orang yang “dekat” dengan Tuhan bisa membuat kita jauh dari-Nya karena kita ingin Tuhan melayani kita secara istimewa. Kita ragu Tuhan sanggup menolong kita, bahkan dari kejauhan. [Pdt. Paulus S. Widjaja]
DOA:
Ampuni kami, ya Tuhan, jika kami sering ingin diperlakukan secara istimewa, hingga kami malah tidak mempercayai kuasa-Mu. Amin.
Ayat Pendukung: Mzm. 87; Yes. 66:18-23; Mat. 8:1-13
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Sumber: https://gkipi.org/tuhan-sanggup/