Warisan Paling Berharga Roma 8:14-17
Dan jika kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris, maksudnya orang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah, yang akan menerimanya bersama-sama dengan Kristus…. (Rm. 8:17)
Peter Buffett adalah anak bungsu dari pengusaha kaya Warren Buffett. Alih-alih meneruskan bisnis sang ayah, ia malah dikenal sebagai musisi yang memulai kariernya dari bawah. Banyak orang bertanya: Apakah Peter tidak mendapat warisan dari sang ayah untuk meneruskan bisnis dan hidup dalam kemewahan? Dalam buku Life Is What You Make It, Peter menulis bahwa kehidupannya sebagai musisi justru karena warisan yang ia terima dari sang ayah. Namun, jangan salah sangka! Warisan berharga yang ia terima merupakan sebuah filosofi: “Temukan jalan hidupmu sendiri!” Warisan itu membuat dirinya tekun mengembangkan diri menjadi musisi.
Tulisan Peter Buffett lagi-lagi menyadarkan kita bahwa warisan tidak melulu soal harta dan materi. Hal ini pun berlaku bagi orang-orang percaya yang disebut dalam Alkitab sebagai ahli waris Kerajaan Allah. Status ini tidak bicara soal situasi hidup yang penuh dengan kekayaan dan kemewahan, baik kehidupan di dunia maupun di surga. Dalam Surat Roma, Paulus menyatakan bahwa status ahli waris Kerajaan Allah justru membuat kita mewarisi janji Allah, yang sejak zaman Nuh maupun Abraham disampaikan kepada umat. Janji itu adalah Immanuel: Allah selalu menyertai kita!
Peganglah selalu janji ini sebagai warisan Allah yang paling berharga! Jadikan warisan ini sebagai filosofi kehidupan kita. Apa pun situasi hidup yang mendera, kita tahu ada Tuhan yang menemani. Kita tidak pernah sendiri. la tidak pernah meninggalkan kita! [Pdt. Hizkia Anugrah Gunawan]
REFLEKSI:
Warisan paling berharga adalah janji-Nya bahwa la selalu beserta kita.
Ayat Pendukung: Mzm. 33:12-22; Kel. 19:16-25; Rm. 8:14-17
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.